03 Nopember 2007
Arsitektur berkelanjutan, adalah sebuah topik yang menarik. Akhir-akhir ini semakin banyak diberitakan dan dipromosikan dalam kalangan arsitek, karena arsitek memiliki peran penting dalam pengelolaan sumber daya alam dalam desain-desain bangunannya. Apresiasi yang besar bagi mereka yang turut mempromosikan arsitektur berkelanjutan agar kita lebih bijaksana dalam menggunakan sumber daya alam yang makin menipis.
Artikel ini dimaksudkan sebagai pembuka untuk artikel-artikel selanjutnya berkaitan dengan sustainable architecture dalam topik-topik yang lebih khusus. Topik ini dinilai penting karena setiap arsitek maupun konsultan desain diharapkan dapat memiliki pengetahuan tentang arsitektur berkelanjutan dan dalam kesempatan dan kondisi yang tepat dapat menggunakannya dalam proyek-proyek desain mereka.
Sustainable architecture atau dalam bahasa Indonesianya adalah arsitektur berkelanjutan, adalah sebuah konsep terapan dalam bidang arsitektur untuk mendukung konsep berkelanjutan, yaitu konsep mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama, yang dikaitkan dengan umur potensi vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis manusia, seperti sistem iklim planet, sistem pertanian, industri, kehutanan, dan tentu saja arsitektur [ref. 1]. Kerusakan alam akibat eksploitasi sumber daya alam telah mencapai taraf pengrusakan secara global [ref 6], sehingga lambat tetapi pasti, bumi akan semakin kehilangan potensinya untuk mendukung kehidupan manusia, akibat dari berbagai eksploitasi terhadap alam tersebut.
Cara-cara baru dapat dipikirkan berdasarkan pengalaman membangun, dari arsitektur vernakular maupun modern.
Foto dari dokumen perjalanan SAMM
Dampak negatif dari pembangunan konstruksi sangat beragam, antara lain adalah dieksploitasinya sumber daya alam secara berlebihan. Simak saja, pertambangan sumber daya alam yang dikeruk habis-habisan, penggundulan hutan tanpa penanaman kembali, dimana hal-hal semacam ini dapat menurunkan kualitas sumber daya alam lain di bumi. Tidak hanya itu, teknologi dan hasil teknologi yang digunakan manusia seperti kendaraan, alat-alat produksi dalam sistem produksi barang dan jasa (misalnya pabrik), peralatan rumah tangga dan sebagainya dapat menimbulkan dampak negatif akibat emisi gas buangan, limbah yang mencemari lingkungan.
Tampaknya, sangat tidak mudah untuk menghilangkan sama sekali dampak dari pembangunan dan konstruksi terhadap lingkungan. Tentunya tidak mungkin untuk melarang orang membangun, karena sudah menjadi kebutuhan manusia, sehingga yang dapat dilakukan adalah memasukkan konsep arsitektur berkelanjutan dalam rangka meminimalkan dampak negatif konstruksi terhadap lingkungan. Banyak tokoh arsitektur, di Indonesia misalnya Adi Purnomo, Eko Prawoto, Ahmad Tardiyana, dan lain-lain, mengembangkan konsep arsitektur berkelanjutan secara pribadi dan melalui pengalaman dalam praktek desain arsitektur dan dalam dunia akademis [ref. 3]. Konsep arsitektur berkelanjutan, yang disampaikan oleh berbagai narasumber dan praktisi dalam konsep ini memiliki banyak persamaan, yaitu menyerukan agar sumber daya alam dan potensi lahan tidak digunakan secara sembarangan, penggunaan potensi lahan untuk arsitektur yang hemat energi, dan sebagainya.
Berbagai konsep dalam arsitektur yang mendukung arsitektur berkelanjutan, antara lain;
Dalam efisiensi penggunaan energi
Rumah karya Adi Purnomo.
Foto dari dokumen perjalanan SAMM
Arsitektur dapat menjadi media yang paling berpengaruh dengan implementasi arsitektur berkelanjutan, karena dampaknya secara langsung terhadap lahan. Konsep desain yang dapat meminimalkan penggunaan energi listrik, misalnya, dapat digolongkan sebagai konsep sustainable dalam energi, yang dapat diintegrasikan dengan konsep penggunaan sumber cahaya matahari secara maksimal untuk penerangan, penghawaan alami, pemanasan air untuk kebutuhan domestik, dan sebagainya.
- Memanfaatkan sinar matahari untuk pencahayaan alami secara maksimal pada siang hari, untuk mengurangi penggunaan energi listrik [ref 3].
- Memanfaatkan penghawaan alami sebagai ganti pengkondisian udara buatan (air conditioner). Menggunakan ventilasi dan bukaan, penghawaan silang, dan cara-cara inovatif lainnya [ref 4]
- Memanfaatkan air hujan dalam cara-cara inovatif untuk menampung dan mengolah air hujan untuk keperluan domestik [ref 3]
- Konsep efisiensi penggunaan energi seperti pencahayaan dan penghawaan alami merupakan konsep spesifik untuk wilayah dengan iklim tropis
Dalam efisiensi penggunaan lahan
Lahan yang semakin sempit, mahal dan berharga tidak harus digunakan seluruhnya untuk bangunan, karena sebaiknya selalu ada lahan hijau dan penunjang keberlanjutan potensi lahan.
- Menggunakan seperlunya lahan yang ada, tidak semua lahan harus dijadikan bangunan, atau ditutupi dengan bangunan, karena dengan demikian lahan yang ada tidak memiliki cukup lahan hijau dan taman. Menggunakan lahan secara efisien, kompak dan terpadu [ref 4]
- Potensi hijau tumbuhan dalam lahan dapat digantikan atau dimaksimalkan dengan berbagai inovasi, misalnya pembuatan atap diatas bangunan (taman atap), taman gantung (dengan menggantung pot-pot tanaman pada sekitar bangunan), pagar tanaman atau yang dapat diisi dengan tanaman, dinding dengan taman pada dinding (seperti yang didesain Adi Purnomo dalam beberapa rumah), dan sebagainya [ref 3]
Dinding inovatif dengan tanaman dalam pot tanaman dari kaleng-kaleng bekas, dalam sebuah rumah karya Adi Purnomo.
Foto dari dokumen perjalanan SAMM
- Menghargai kehadiran tanaman yang ada di lahan, dengan tidak mudah menebang pohon-pohon, sehingga tumbuhan yang ada dapat menjadi bagian untuk berbagi dengan bangunan. [ref 3]
- Desain terbuka dengan ruang-ruang yang terbuka ke taman (sesuai dengan fleksibilitas buka-tutup yang direncanakan sebelumnya) dapat menjadi inovasi untuk mengintegrasikan luar dan dalam bangunan, memberikan fleksibilitas ruang yang lebih besar. [ref 3]
- Dalam perencanaan desain, pertimbangkan berbagai hal yang dapat menjadi tolak ukur dalam menggunakan berbagai potensi lahan, misalnya; berapa luas dan banyak ruang yang diperlukan? Dimana letak lahan (dikota atau didesa) dan bagaimana konsekuensinya terhadap desain? Bagaimana bentuk site dan pengaruhnya terhadap desain ruang-ruang? Berapa banyak potensi cahaya dan penghawaan alami yang dapat digunakan? [ref 4]
Dalam efisiensi penggunaan material
- Memanfaatkan material sisa untuk digunakan juga dalam pembangunan, sehingga tidak membuang material, misalnya kayu sisa bekisting dapat digunakan untuk bagian lain bangunan [ref 3]
- Memanfaatkan material bekas untuk bangunan, komponen lama yang masih bisa digunakan, misalnya sisa bongkaran bangunan lama. [ref 3]
- Menggunakan material yang masih berlimpah maupun yang jarang ditemui dengan sebaik-baiknya, terutama untuk material yang semakin jarang seperti kayu.
Dalam penggunaan teknologi dan material baru
- Memanfaatkan potensi energi terbarukan seperti energi angin, cahaya matahari dan air untuk menghasilkan energi listrik domestik untuk rumah tangga dan bangunan lain secara independen [ref 1]
- Memanfaatkan material baru melalui penemuan baru yang secara global dapat membuka kesempatan menggunakan material terbarukan yang cepat diproduksi, murah dan terbuka terhadap inovasi, misalnya bambu.
Dalam manajemen limbah
- Membuat sistem pengolahan limbah domestik seperti air kotor (black water, grey water) yang mandiri dan tidak membebani sistem aliran air kota. [ref 3]
- Cara-cara inovatif yang patut dicoba seperti membuat sistem dekomposisi limbah organik agar terurai secara alami dalam lahan [ref buku rumah], membuat benda-benda yang biasa menjadi limbah atau sampah domestik dari bahan-bahan yang dapat didaur ulang atau dapat dengan mudah terdekomposisi secara alami [ref 4]
Perlunya lebih banyak promosi bagi arsitektur berkelanjutan adalah sebuah keharusan, mengingat kondisi bumi yang semakin menurun dengan adanya degradasi kualitas atmosfer bumi yang memberi dampak pada pemanasan global. Semakin banyak arsitek dan konsultan arsitektur yang menggunakan prinsip desain yang berkelanjutan, semakin banyak pula bangunan yang tanggap lingkungan dan meminimalkan dampak lingkungan akibat pembangunan. Dorongan untuk lebih banyak menggunakan prinsip arsitektur berkelanjutan antara lain dengan mendorong pula pihak-pihak lain untuk berkaitan dengan pembangunan seperti developer, pemerintah dan lain-lain. Mereka juga perlu untuk didorong lebih perhatian kepada keberlanjutan dalam pembangunan ini dengan tidak hanya mengeksploitasi lahan untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa kontribusi bagi lingkungan atau memperhatikan dampak lingkungan yang dapat terjadi.
Referensi;
Situs:
[1] http://en.wikipedia.org/wiki/Sustainable_architecture
[2] http://www.greenhomebuilding.com/
buku:
[3] Akmal, Imelda. 2007. Sustainable Construction. Rumah Ide, Edisi Spesial Hasil kerjasanma dengan Holcim Indonesia. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
[4] Hindarto, Probo. 2007. Inspirasi Rumah Sehat di Perkotaan. Andi Offset, Yogyakarta.
foto-foto:
[5] Foto-foto perjalanan SAMM, (Spirit Arsitek Muda Malang)
Film
[6] Gore, Al. An Inconvenient Truth, A Global Warning. 2007. Paramount Classics.
________________________________________________
by Probo Hindarto
© Copyright 2008 astudio Indonesia. All rights reserved.
Komentar sebelumnya dari www.astudio.id.or.id:
BalasHapusnama: rachmat rhamdhani fauzi
email: rachmatrf@*****.com
comments: Arsitek sebagai seseorang yang bertanggungjawab dalam menciptakan lingkung bangun dengan melakukan intervensi terhadap alam sudah semestinya menghargai alam.
an L. Mc. Harg yang mengatakan, “Lingkungan akan memberikan segala apa yang diiginkan dan dibutuhkan manusia, apabila manusia mengerti, menghormati, dan menyayanginya” (Mc. Harg, Ian L. 1967. Design with Nature. John Wiley&Son,Inc).
Kesadaran terhadap alam dan lingkungan adalah modal dasar dakam membangun peradaban dan menjaga masa depan dari kepunahan. Arsitek mempunyai kontribusi besar dalam melakukan sesuatu agar alam ini bisa lebih sustainable, tentunya dengan kapasitas dan kompetensi arsitekturnya.
EDITT Tower karya Ken Yeang di Singapura adalah sebuah contoh lain dari bangunan yang menerapkan konsep sustainable architecture dengan sangat komprehensif. Arsitek Indonesia pun bisa melakukan hal yang sama
website ini: baik
nama: yayas
email: tyasmanis@*****.com
comments: comments on article: "Sustainable Architecture - Arsitektur Berkelanjutan 1":
saya pengamat arsitektur walaupun saya bukan anak arsitektur karena saya gak bisa nggambar, tapi saya suka sama bangunan yang hommy dan ramah lingkungan. saya ngefans sama karya mas Adi Purnomo, dan Ahmad Djuhara karena mereka tipe arsitek yang bisa kreatif mendesain rumah tapi masih setia dengan peraturan tata kota seperti KDB dan GSB.
kira2, mereka mau gak ya bikin desain rumah yag low bujet, soalnya kalau lihat rancangan arsitek kok kayaknya rumah2 yang mahal2 aja. kan tidak semua pecinta arsitektur dan pecinta lingkungan berkantong tebal. just referensi aja buat orang awam seperti saya.
website ini: OK
nama: manto
email: ugieeenak@*****.com
comments: comments on article: "Sustainable Architecture - Arsitektur Berkelanjutan 1":
artikel diatas bagus...tapi aku pegen tau bagaimana kita menganalisa sebuah tapak dengan mengacu pada green architecture...
nama: shawn
email: shawn1sid@yahoo
comments: comments on article: "Sustainable Architecture - Arsitektur Berkelanjutan 1": pertama buka website sih biasa-biasa aja.. tapi ternyata isinya nyambung ama tugas2 kuliah dikampus.. mungkin baru ini saya liat artikel topik2 arsitektur yang dibahas penjelasan data maupun gambar, ga tau deh tmpat laen ada ga. soal jarang browsing... klo bisa topik2 yang laen dibuat juga. apalagi klo topik ecotech... bagus juga tuh klo dibahas.. ditunggu deh beritanya...
website ini: ga usah dikomentarin dah bagus
nama: kahlil g
email: kahlil_arch@*****.com
comments: saya mahasisiwa arsitektur,sy sangat tertarik mengenai sustainable arsitektur,tetapi kok literatur yang membahas topik ini kok msh kurang ya...!!
trus ksh tau dong web yg menjelaskan tentang SA(sustainable arsitektur...
makasih infonya...
astudio:
Dear Kahlil,
Memang saat ini website Indonesia yang membahas tentang sustainable architecture hampir tidak ada.
Good luck dengan mencari di web berbahasa lain.
nama: ibel
email: malearch6785
comments: aku tertarik dengan materi sustainable architecture yang lg netren dibahas, kalo bisa sustainable development principles dibahas juga dunkz....
nama: afiz
email: north_atjeh_afiz@*****.com
comments: comments on article: "Sustainable Architecture - Arsitektur Berkelanjutan 1":
sangat bagus,,terutama bagi kami mahasiswa arsitektur,,
website ini: baik
nama: agung
email: agungnugroho_dpu@*****.com
comments: saya arsitek yang haus akan desain2 baru yang penuh dengan ide baru,akrab dengan alam dan tidak hanya memenuhi tuntutan tren yang ada. semoga site ini menjadi lahan bagi desainer yang kreatif.
website ini: sip
nama: aji
email: bismillah444000@*****.com
comments: comments on article: "Sustainable Architecture - Arsitektur Berkelanjutan 1": untuk kegiatan gerakan permukiman kali code apa itu masih relevan untuk di "daur ulang?"
nama: julistya
email: julist04@*****.com
comments: Pengasuh website astudio yth.,
Saya ingin bertanya tentang :
1. Bagaimanakah kriteria rumah yang sesuai dengan konsep green architecture dan eco architecture sehingga mengurangi global warming ?
2. Apakah desain rumah panggung cocok untuk kawasan perbukitan yang berhawa sejuk ? Bila tidak cocok, desain rumah seperti apa yang sesuai agar dapat mengurangi secara proporsional masuknya udara dingin ke dalam rumah ?
3. Bagaimanakah konsep dasar pembuatan perapian di dalam rumah ?
Terima kasih atas perhatian pengasuh.
astudio:
Saya coba jawab semaksimal mungkin.
1. Saya pikir artikel diatas memberikan pandangan tentang kriteria bangunan yang mendukung upaya pencegahan global warming
2. Rumah panggung bisa saja dibangun diatas perbukitan, karena yang penting adalah selimut bangunan bukan konstruksi bangunannya. Udara dingin bisa dicegah melalui desain dengan meminimalkan masuknya udara lewat lubang-lubang ventilasi, jendela, dan sebagainya. Perlu pengetahuan dan perkiraan agar desain tidak terlalu banyak memasukkan udara di daerah dingin, namun masih tetap ada aliran udara secukupnya. Akan lebih baik menggunakan perhitungan yang lebih ilmiah, misalnya dengan menggunakan software (bila ada software yang dapat menghitung aliran udara dalam bangunan). Biasanya udara dingin diatasi dengan penghawaan buatan seperti AC (ada sistem AC untuk menghangatkan), penghangat udara elektrik maupun perapian, dan sebagainya.
3. Kami tidak memiliki pengetahuan tentang membuat perapian karena belum pernah mengadakan studi tentang itu dan belum ada proyek yang memakai perapian. Bila Anda memiliki infonya bisa dishare di web ini.
semoga membantu.
nama: dudunk
email: umbu_du2nk@*****.co.id
comments: comments on article: "Sustainable Architecture - Arsitektur Berkelanjutan 1":
Saya adalah mahasiswa teknik Arsitektur yang selalu mencoba menerapkan konsep Green Architecture dalam setiap tugas perancangan saya ! Dan saya tertarik dengan Artikel ini...Bisa ga, saya minta data-data / Referensi tentang Green Architecture. biar menambah wawasan saya tentang Arsitektur Hijau..
website ini: goood Referensi
nama: mita hargianti
email: mitmit_fufu@*****.co.id
comments: comments on article: "Sustainable Architecture - Arsitektur Berkelanjutan 1":
saya tertarik dengan material2 yang ada....
bisakah anda tunjukan foto2 lainnya?
astudio:
Dear Mita,
Rumah ini adalah 'Rumah Tangkuban Perahu' karya Adi Purnomo, foto-foto lebih banyak bisa dilihat di buku semi majalah "sustainable construction' tulisan Imelda Akmal, dan majalah Skala+03
nama: ade2103@*****.com
email: ade2103@*****.com
comments: comments on article: "Sustainable Architecture - Arsitektur Berkelanjutan 1":
fotonya dikit bangetttt...
website ini: coooooooool
bagaimana mendesain rumah ramah lungkungan yang dengan pertimbangan tropis namun tetap berkonsep arsitektur berkelanjutan?
BalasHapus