astudioarchitect.com Jembatan Suramadu merupakan jembatan laut terpanjang di Indonesia dan merupakan jembatan yang indah, secara arsitektural maupun pamornya. Tak heran saat ini Suramadu menjadi salah satu obyek wisata paling menarik di Surabaya dan Madura. Apa yang membuatnya menarik? Yang pertama adalah skala jembatan ini, yang sangat besar dan panjang, merupakan obyek bangunan yang jarang ada dan karena itu menjadi unik. Menghubungkan dua wilayah Surabaya dan Madura yang terpisah oleh laut berarus deras. Saya berkesempatan mengunjungi Suramadu dengan teman Ken Ridho.
Dari sisi arsitektural merupakan sebuah obyek bangunan yang skalanya terlalu besar bagi manusia, karena itu menjadi 'Grandiose' dalam skala manusia yang kecil seperti kita menyebabkan kualitas ruang yang terlalu besar untuk dipahami secara utuh, kecuali dilihat dari jauh. Cakupan persepsi untuk memahami obyek yang terlalu besar ini sangat terdistorsi dalam jarak dekat, mengingat manusia atau orang hanya bisa memahami secuil dari jembatan ini. Namun, baik dari sisi Surabaya ataupun Madura, kita bisa melihat jembatan dari jauh.
Foto Konstruksi kabel jembatan Suramadu, dari sisi pengendara sepeda motor.
Serial vision dari pemandangan jembatan Suramadu. Foto oleh Probo Hindarto
Monumen Jalesveva Jayamahe seharusnya bisa melengkapi keberadaan jembatan Suramadu, sayang, ternyata tidak. Sumber gambar: printscreen Google Search.
Foto Konstruksi kabel jembatan Suramadu, dari sisi pengendara sepeda motor.
Serial vision dari pemandangan di sisi Madura. Disini kita tidak disambut oleh ruko, atau pemandangan penuh dengan area komersial gaya investor kelas berat, tapi disuguhkan pemandangan eksotik khas; yaitu kaki lima. Siap menunggu perubahan daerah ini menjadi lebih maju (mungkin lebih semrawut?). Klik untuk memperbesar gambar.
Didekat jembatan ini sebenarnya terdapat patung raksasa tertinggi setelah patung Liberty di New York, yaitu Jalesveva Jayamahe yang merupakan kebanggan maritim Indonesia, tapi mengingat daerah Jalesveva itu tidak dapat diakses oleh kalangan umum sehubungan dengan letaknya berada dilingkungan angkatan bersenjata AL, sangat disayangkan tidak bisa melengkapi keberadaan Suramadu ini. Letaknya juga terlalu jauh untuk bisa terlihat dari Suramadu.
Monumen Jalesveva Jayamahe seharusnya bisa melengkapi keberadaan jembatan Suramadu, sayang, ternyata tidak. Sumber gambar: printscreen Google Search.
GEO CULTURE
Hal menarik melalui pengamatan mata sehubungan dengan budaya orang Madura yang khas bisa terlihat langsung perbedaannya dari Surabaya yang terlihat cantik, glamour, bergedung tinggi, dan rapi (di bagian kotanya), maka memasuki Madura dari jembatan Suramadu kita akan disambut oleh khas kaki lima yang berderet disisi jalan disisi Madura. Tak heran karena didaerah ini belum terlihat terjamah investor meskipun dekat dengan Surabaya, kemungkinan menunggu beberapa tahun kedepan. Namun beberapa indikasi menunjukkan Bangkalan Madura mengalami peningkatan ekonomi dan migrasi disebabkan keberadaan jembatan ini.
Jembatan Suramadu menghubungkan Surabaya dan Madura. Sumber: Google Earth.
Arsitektur khas rumah Madura
Rumah khas Madura dibuat dari bata dan bata kapur, dikapur putih dan memiliki atap joglo seperti yang dijumpai di Nusa Tenggara maupun di Jawa. Atap bangunan dalam budaya Madura mirip di Jawa yaitu merupakan atap naungan yang sifatnya lebar, melindungi dari terik matahari serta memberikan pembayangan bagi penghuni sehingga merasa nyaman. Sedangkan bangunan-bangunan semi permanen dari pedagang-pedagang Madura tampaknya merupakan fenomena yang khas, biasanya dibuat dari bambu.
Denah paling sederhana dari rumah tradisional Madura. Sketsa oleh Probo Hindarto
Gambaran tipologi bangunan tradisional Madura, yang terpenting adalah memperhatikan bentuk atap khas Madura ini. Sketsa oleh Probo Hindarto
Pola penataan ruang rumah khas Madura merupakan pemisahan yang cukup jelas antara ruang tamu, kamar tidur, dan ruang belakang sebagai ruang bersama dan dapur. Beberapa varian diantaranya bila ada kamar-kamar tidur lebih banyak maka penataan sedikit banyak berubah, namun polanya masih sama yaitu ruang publik, privat dan semi privat; ruang tamu, kamar tidur, dapur. Sebagian rumah mungkin memiliki teras sehubungan dengan naungan atap yang menjorok kedepan seperti arsitektur rumah di Jawa Timur atau Jawa Tengah. Adapun kamar mandi seringkali dibuat terpisah dari rumah. Material yang digunakan seputar material lokal yang mudah didapat yaitu batu, bata, bata kapur, kayu lokal, bambu, dan genteng tanah liat.
________________________________________________
by Probo Hindarto
© Copyright 2010 astudio Indonesia.
All rights reserved.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan isi komentar Anda.
Sekarang, Anda juga bisa komentar melalui account facebook Anda (di boks komentar atas)