Kamis, 11 Februari 2016

Mengenal material beton bertulang [bagian 2]



astudioarchitect.com Menginjak pada bagian selanjutnya tentang mengenal material beton pada artikel ini kita akan membicarakan tentang penggunaan material beton bertulang pada pembangunan rumah tinggal sederhana atau konvensional. Tentunya pada penggunaan material beton selain untuk rumah tinggal misalnya pada pembangunan jalan atau jembatan. Pada penggunaan beton bertulang untuk rumah tinggal biasanya sudah memenuhi kaidah tertentu yang berkenaan dengan sistem konstruksi struktur konvensional yang biasa dipakai di negara kita yaitu konstruksi beton bertulang sederhana. Di dalam penggunaan konstruksi beton ini kita mengenal bagian-bagian beton bertulang dalam konstruksi seperti sloof, kolom, balok, dan dak beton.




Menginjak pada bagian konstruksi ini pertama kita membicarakan tentang

Cetakan beton atau bekisting
Dalam pekerjaan pembuatan beton bertulang terdapat cetakan beton atau bekisting  yang merupakan bagian pembentuk dari konstruksi beton bertulang. Pembuatan bekisting harus diperhatikan agar beton tidak bocor atau berubah bentuk pada saat proses pembentukan dan setelah pengecoran. Material yang digunakan sebagai cetakan tidak boleh memiliki lubang atau lekukan dan harus rata sehingga beton bertulang yang dihasilkan akan sempurna bentuknya. Konstruksi dari cetakan atau bekisting ini sendiri harus cukup kuat untuk menerima beban dirinya sendiri maupun struktur beton bertulang yang sedang dicetak. Pada saat pembuatan permukaan bekisting atau cetakan ini tidak boleh ada kotorannya dan harus bersih.

Biasanya cetakan untuk lebih sering dibuat dari material kayu pelapis seperti triplek dan multiplek. Untuk hasil yang lebih baik bisa juga digunakan fiberglass misalnya untuk mendapatkan permukaan beton yang akan diekspos.



PEKERJAAN-PEKERJAAN BETONKita melanjutkan tentang mengenal material beton pada artikel ini kita akan membicarakan tentang penggunaan material beton bertulang pada pembangunan rumah tinggal sederhana atau konvensional. Tentunya pada penggunaan material beton selain untuk rumah tinggal misalnya pada pembangunan jalan atau jembatan. Pada penggunaan beton bertulang untuk rumah tinggal biasanya sudah memenuhi kaidah tertentu yang berkenaan dengan sistem konstruksi struktur konvensional yang biasa dipakai di negara kita yaitu konstruksi beton bertulang sederhana. Di dalam penggunaan konstruksi beton ini kita mengenal bagian-bagian beton bertulang dalam konstruksi seperti sloof, kolom, balok, dan dak beton.


Pengecoran beton bertulang


Untuk pengerjaan konstruksi rumah tinggal, baik 1 lantai, 2 lantai atau 3 lantai pada konstruksi yang konvensional biasanya selalu memerlukan pekerjaan beton bertulang. Pada saat rangkaian besi untuk tulangan sudah dirangkai, Maka dilakukan proses pengecoran beton bertulang. Pada saat proses pemadatan beton perlu diperhatikan pagar beton diaduk dengan kekentalan yang tepat sehingga tidak harus digetarkan berlebihan. Proses menggetarkan yang dimaksud adalah untuk meratakan atau memadatkan campuran beton yang cair ke dalam cetakan. Karena bila digetarkan dengan berlebihan maka bisa jadi terdapat lubang-lubang atau keropos pada beton bertulang tersebut. Proses menggetarkan ini bisa menggunakan alat vibrator khusus dengan kemiringan 45 derajat pada saat penggunaan. Penggunaan mesin vibrator ini tidak boleh mengenai besi Tulangan.

Merawat dan melindungi beton bertulang

Meskipun kelihatannya keras dan kuat, beton bertulang juga perlu untuk dilindungi. Uniknya beton banyak disiram air atau digenangi selama 7 hari setelah proses pengecoran. Jadi setelah proses pengecoran yang biasanya membutuhkan banyak tukang apalagi proses manual, terdapat 7 hari setelah pengecoran dimana ada tukang atau orang yang bertugas untuk membasahi permukaan dak beton atau Cor beton tersebut dengan air. Hal ini untuk mencegah terjadinya keretakan dan celah Pada sambungan.

Setelah pengecoran juga cetakan beton ini tidak boleh Terinjak atau diberi barang di atasnya. Beton juga sebaiknya ditutup dengan bahan seperti terpal.



Pekerjaan beton bertulang pada konstruksi rumah tinggal konvensional

Pada pekerjaan konstruksi rumah tinggal terdapat beberapa pekerjaanbeton misalnya seperti pekerjaan sloof, kolom, ring balok, balok, pelat beton maupun bagian-bagian lainnya. Mari kita bahas penggunaan beton bertulang untuk masing-masing pekerjaan tersebut.

Pekerjaan sloof
Sloof merupakan bagian beton bertulang yang diletakkan di atas pondasi untuk menghubungkan antara pondasi satu dan lainnya sehingga gaya yang bekerja akan merata pada semua pondasi sekaligus mengikat agar bagian bawah bangunan tidak bergerak. Biasanya diletakkan di atas pondasi batu kali. Sloof Juga bisa menjadi bagian konstruksi tersendiri bila tidak menggunakan pondasi batu kali. Barangkali belum banyak yang menggunakan telur sebagai pengikat sekaligus penyangga dinding bata tanpa harus menggunakan pondasi batu kali.



Bentuk rumah sederhana yang tidak bertingkat, dimensi sloof yang digunakan adalah 15 X20 cm. Adapun untuk struktur 2 lantai ukuran minimalnya adalah 1 per 16 kali panjang Bentang. Ukuran yang dipakai di lapangan biasanya sama yaitu 15 x 20cm.

Pekerjaan kolom
Kolom merupakan bagian struktural yang vertikal, fungsinya adalah meneruskan beban dari lantai atas atau dari atas ke arah pondasi. Kolom dari beton bertulang merupakan hal yang umum dan merupakan bagian dari sistem konstruksi yang konvensional. Bentuk rumah dengan konstruksi yang sederhana satu atau dua lantai biasanya memiliki jarak kolom 3 sampai 4 meter. Namun tidak menutup kemungkinan bisa sampai 6 sampai 8 meter. Bentang yang lebih panjang seperti ini biasanya dibutuhkan untuk ruang seperti ruang keluarga yang butuh suasana bebas kolom. Terdapat dua jenis kolom yaitu kolom praktis dan kolom struktural.



Kolom praktis merupakan kolom yang fungsinya sebagai pengaku dan bukan merupakan kolom yang menerima beban struktural. Kolom praktis biasanya berada di dalam tembok tidak terlihat dari luar dan ukurannya 13 x 13 cm, setelah diaci menjadi satu dengan dinding dan tidak terlihat. Begel atau cincin Berdimensi 6 sampai 8 MM dengan jarak antar cincin 15 sampai 20 cm. Adapun Bila jarak antar kolom nya 4 atau 5 meter maka menggunakan kolom praktis dengan dimensi 20 x 25 cm dengan besi tulangan berjumlah 6 buah.

Ring balok
Ring balok merupakan balok pengikat kolom yang berada di bagian atas konstruksi. Lokasinya yang berada di atas tembok batu bata berfungsi untuk mengikat pasangan dinding batu bata atas supaya tidak runtuh. Ring balok bila dibuat miring maka bisa berfungsi juga sebagai kuda-kuda untuk menjadi tumpuan gording.

Balok
Balok adalah bagian struktur horizontal yang mengikat kolom-kolom sekaligus meneruskan muatan gaya kepada kolom. Fungsinya juga sebagai pengikat antar kolom di lantai atas. Jadi seluruh tumpuan beban seperti lantai dak beton dan muatan diatasnya yaitu manusia dan furniture akan diteruskan melalui balok pada kolom-kolom.

Untuk balok yang menumpu pada dua tumpuan besarnya biasanya adalah 15 X20 cm. Apabila balok memiliki beban lain yaitu tumpuan tambahan maka biasanya ukurannya adalah 20 x 25 cm. Untuk balok yang berbentuk kantilever ukurannya biasanya adalah 30 x40 cm. Tentunya hal ini harus didiskusikan dengan ahli sipil Yang berpengalaman agar tidak terjadi kesalahan yang bisa menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

Pelat atau dak beton
Pelat dak fungsinya adalah sebagai bidang aktivitas di atas sebuah bangunan bertingkat. Fungsinya sebagai lantai dengan ketebalan minimal 12 cm. Adapun untuk pelat dak yang tidak berfungsi sebagai lantai bisa menggunakan beton dengan ketebalan minimal 8 cm.

Penulangan dak beton dibagi menjadi tulangan positif yaitu berada di bagian tengah dan beton dan lokasinya ada di bagian bawah. Sedangkan tulangan negatif adalah tulangan yang ada di bagian atas pelat dan lokasinya berada di daerah tumpuan atau balok.



Dewasa ini untuk mempercepat proses pembuatan dak beton, kita bisa menggunakan deck yaitu plat baja dengan bentuk gelombang yang dibuat dari material galvalum atau galvanis. Tujuan dari penggunaan decking ini adalah mengurangi jumlah pembesian dan menghemat volume beton. Cara ini juga mempercepat proses pengecoran karena tidak harus membuat bekisting. Namun demikian harganya lebih mahal tetapi merupakan kompensasi dari waktu yang lebih cepat.

Penggunaan dak beton tidak hanya terbatas untuk santai saja tapi juga bisa sebagai atap bangunan, atap teras, carport dan sebagainya.


___
by

Arsitek Probo Hindarto
081 252 447 53
© Copyright 2015 astudio Indonesia.
All rights reserved.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan isi komentar Anda.
Sekarang, Anda juga bisa komentar melalui account facebook Anda (di boks komentar atas)

SILAHKAN CHATTING DENGAN ASISTEN ROBOT:

Maaf asisten masih dalam tahap pengembangan. Jadi tidak semua pertanyaan bisa dijawab. (ini merupakan chatbot)