15 Maret 2007
Kategori: mall/pusat perbelanjaan/ shopping center
Lokasi: jl Cihampelas bandung
Arsitek: Fauzan Noe’man B.Arch, untuk PT Birano (Biro Arsitektur Ahmad Noe’man)
Tahun peresmian: 2004
Luas lahan: 3,5 hektar.
Cara bersikap terhadap ekologi lingkungan kota
Persepsi awal yang terbentuk mengenai mall umumnya adalah bangunan super raksasa yang berdiri mentereng dengan etalase-etalase yang berjejar dalam interiornya. Ini hampir dijumpai dalam setiap persinggahan saya pada mall-mall di kota-kota penjuru jawa. Namun pada pengamatan saya di mall jalan cihampelas ini ada sentuhan berbeda… yang membuat kita akhirnya merenung tentang cara bersikap terhadap ekologi lingkungan kota.
Tentang Cihampelas Walk.
Setelah memasuki jalan cihampelas yang selalu padat, akan dijumpai oase pada sisi barat jalan dimana kita bisa melihat cerukan yang mengundang orang untuk datang menengok, tembok kecil setinggi 1 m dari granit yang diletakkan pada median cerukan ternyata cukup eyecatchy dengan tulisan yang khas…. Cihampelas-Walk.
Ciwalk merupakan mall berusia muda di bandung (beroperasi tahun 2003) dibangun dengan sentuhan yang berbeda dengan mall pada umumnya. Mall tersebut melebur bersama lansekap alam yang ada. Integrasi yang unik. Pepohonan besar yang tersebar di penjuru tapak justru menjadi nilai tambah bagi keberadaan mall ini. CiWalk didirikan di atas lahan 3,5 hektare. Dari areal seluas itu, yang dipergunakan untuk bangunan hanya 1/3-nya , sedangkan 2/3 lainnya dimanfaatkan untuk area parkir, taman dengan berbagai jenis pohon yang berumur puluhan tahun.
Memasuki Ci-walk kita seolah hendak diajak berpetualang dalam rimba raya hutan kota bandung yang di dalamnya terdapat dunia kapitalisme modern. Kapitalisme modern yang mencoba bersahabat dengan alam... Mall diletakkan dengan setback yang mundur ke belakang amat jauh sehingga posisinya tersembunyi oleh pepohonan raksasa dan taman-taman lansekap yang ada. Ini merupakan strategi yang jitu karena setelah menelusuri jalan cihampelas yang padat merayap seolah pengunjung merasakan oase yang menyegarkan melihat deretan tata hijau dengan jalan-jalan lebar membentang. Pola perletakkan tenant-tenant/counter yang ada pun disebar pada area terbuka sehingga pengunjung dapat menikmati etalase toko dari ruang luar, berbeda dengan mall kebanyakan yang interior tenant justru berorientasi kedalam pada satu bangunan tunggal sehingga berkesan introvert terhadap ruang luar. Pola sirkulasi pun juga menjadi sebuah petualangan tersendiri karena berada pada tapak yang sengaja dibiarkan mengikuti kontur sehingga kita bisa melihat sungai cikapundung dan deretan permukiman penduduk disisi timur CiWalk, tanpa terhalangi.
Konsep desain Ci-Walk
Desain mall ini merupakan sinergi dari dua orang penting yakni Fauzan Noe’man si arsitek dan Deni pemilik modal Ci-walk. Dari hasil dialog saya dengan si arsitek, fauzan menjelaskan bahwa dia begitu terpesona melihat kondisi eksisting Ci-walk sebelum terbangun yang penuh dengan pepohonan besar dan semak belukar yang membelakangi sungai cikapundung. Dalam fikiran fauzan ia berkata: ya Allah, apakah pohon-pohon sebesar ini akan dilibas begitu saja?. Ide gagasan awal dalam melihat lokasi, yang terbayang pertama kali oleh fauzan dan tim adalah tema kisah tentang bandung tempo dulu. Mengingat jalan cihampelas sendiri sangat bersejarah dan pepohonan besar merupakan ciri kota bandung yang sampai saat kini keberadaannya mulai menghilang termakan usia.
Namun dalam proses desain, sinergi dengan Deni (si klien) menghasilkan sintesa baru. Klien yang dibesarkan di negara canada dan singapura amat terpengaruh dengan model mall-mall di negara tersebut sehingga konsep bandung tempo dulu harus bergeser menjadi konsep mall kosmopolitan, namun terdapat kesepakatan bahwa lansekap berkontur dan pepohonan besar merupakan kekuatan dari site ini sehingga bagaimanapun caranya dan apapun yang terjadi, hal ini harus dipertahankan. Inilah faktor mendasar yang memicu kesuksesan ci-walk pada akhirnya nanti. Untuk memberikan kesan pengalaman berbelanja maka mall disebar pada ruang luar sehingga pengunjung dapat melihat etalase toko yang berhadap-hadapan layaknya deretan toko-toko jaman dahulu kala di jalan braga.
Fauzan cukup sadar bahwa Ci-walk ini akan menjadi magnet kawasan dengan segala potensinya. Oleh karena itu ia mengambil sikap dengan meletakkan mall-mall dibelakang site sehingga kepadatan kendaraan pada jl cihampelas dapat terkurangi. Mobilitas terkendali, pengunjung merasakan oase yang menyegarkan dan desain pun juga pastilah unik.
Selebihnya dalam proses pembangunan, strategi marketing, konsep laba rugi menjadi pertimbangan layaknya bisnis kapital lainnya. Dari segi komoditas yang dijual tidak jauh beda dengan mall-mall lainnya. Hanya saja dapat terbaca bahwa pangsa terbesar dari Ciwalk adalah kaum eksekutif muda. Ini terlihat dari jenis barang dan fasilitas yang dipajang pada etalase.
Salah satu poin khusus yang dapat dipelajari pada Ci-walk ini adalah bagaimana klien+arsitek dapat bersikap empati terhadap ekologi lingkungan hijau yang ada. Terlepas apakah sikap tersebut dilandasi oleh faktor komersial ataukah bukan, pilihan untuk menjaga ekologi di site Ci-walk merupakan keputusan yang tepat. Keputusan yang jarang didapati pada perancangan fasilitas komersial di kota-kota lain. Yang justru cenderung menghantam luasan KDB/KLB lahan dengan pertimbangan nilai investasi dan pandangan kapitalisme klasik.
Fauzan Noe’man, arsitek Ci Walk & ketua IAI Jabar..
Adalah suatu kesempatan yang spesial dapat berbicara dengan arsitek berputra satu ini. Setelah sempat membuat janji di kantornya, Birano, yang dekat dengan kampus arsitektur ITB, saya dan kawan-kawan berdialog cukup panjang di sore harinya, selepas jam kantor.
Fauzan merupakan putra dari arsitek senior Ahmad Noe’man, perancang masjid salman ITB dan beberapa masjid lainnya di berbagai daerah dan luar negeri. Lulusan kampus arsitektur amerika ini cukup kooperatif dan lugas menjelaskan hal-hal yang mendasari konsep Ci-Walk dari A sampai Z. ia sendiri juga profesional dalam melihat permasalahan yang ada dalam proses konstruksi. Bisa jadi karena inilah ia terpilih menjadi ketua umum IAI Jabar untuk periode ini.
Proyek ci-walk ini merupakan proyek mall pertama Birano, setelah sekian lama bergulat dengan desain masjid dan kampus di beberapa tempat. Ia pun juga menyatakan beberapa pandangan-pandangannya tentang profesi arsitek di indonesia lewat pengalamannya bersekolah arsitektur di negeri paman Sam tersebut. “Di amerika sana orang mendapat gelar professor arsitektur lewat jalur praktek yang terus-menerus, sementara di Indonesia sendiri justru lewat jalur kampus” itulah beberapa kalimat yang sampai setahun hingga kini masih terngiang di telinga saya. Entah itu bahasa sindiran ataukah suatu retrospeksi, yang jelas banyak hal yang memang harus dibenahi dalam dunia keprofesian arsitek di negeri ini.
Ciwalk, refleksi atas perilaku kaum urban…
Beberapa tahun pasca ci-Walk terbangun, mall-mall lain mulai berjamuran di kota Bandung. Bahkan ada diantaranya yang mengadaptasi pola yang diterapkan di Ci-Walk. Sudah menjadi suatu kebiasaan umum bahwa gaya hidup konsumtif adalah pakaian kamuflase masyarakat Indonesia.
Berhamburannya mall diikuti pula oleh berhamburannya orang yang datang memadati mall tersebut. Bila akhir pekan tiba tak terhitung masyarakat jakarta yang hendak memuaskan rasa senang-senangnya dengan mengarungi etalase –etalase di kota bandung.
Kita melihat produk arsitektur yang diwarnai oleh perilaku masyarakat yang memakainya. Masyarakat indonesia yang gemar berpetualang mata di koridor mall-mall, masyarakat yang berdaya beli rendah karena diterpa krisis dan bencana dimana-mana, masyarakat yang gemar dengan big sale dan discount tanpa faham betul apakah itu kebutuhan primer ataukah tersier. Dalam dunia sejuta iklan ini, pengertian tersier dan primer dapat saja dikaburkan oleh media yang berlomba-lomba muncul di sana-sini.
Dimanakah posisi arsitek duduk mengambil peran dalam hal ini..........?
adakah yang mampu menjawabnya bukan dengan lidah melainkan dengan sikap?
Ditulis oleh:
Ade Yudirianto
________________________________________________
© Copyright 2008 Ade Yudirianto. All rights reserved.
Komentar sebelumnya dari www.astudio.id.or.id:
BalasHapusnama: Andry
email: andry_jk@*****.com
comments: comments on article: "Cihampelas Walk": ciwalk emang ok di kota Bandung,kalau ke ciwalk terasa bagai di cihampelas.gw sering banget ke ciwalk kalau weekend.cuma sayank restoran2 nya harganya bikin dompet gw lepet, maju terus kota Bandung. cuma ke deninya, kalau marahin anak buahnya jgn di depan pengunjung donk, gw lihat kaya jaman dulu, jaman belande,eh gw kaye anek jakarte,githu lho.
website ini: ok bung
nama: andi
email: andi_kkk@*****.com
comments: comments on article: "Cihampelas Walk": kenapa di cihampelas msh banyak didominasi restoran2 dengan gaya barat,padahal kalo dipikir banyak sekali wisata kuliner indonesia yang di rasa lebih menarik untuk dihidangkan terutama untuk turis asing yang belum pernah mencobanya.
website ini: ok"s bgt
nama: kurnia
email: kurnia@*********.com
comments: comments on article: "Cihampelas Walk": Melihat dari gambar yang ditampilkan web site-nya saja sudah sejuk, apalagi bila Anda membuktikan dengan datang ke CIWALK pasti akan lebih sejuk lagi. Saya sangat berharap konsep2 mall di indonesia juga dapat mencontoh konsep CIWALK yang sejuk.
"Green Bandung, Green Indonesia".
website ini: Good
nama: papadefung
email: papa_defung@*****.com
comments: comments on article: "Cihampelas Walk": Saya belum pernah masuk ke Ciwalk, tapi dengan artikel ini rasanya saya telah berkeliling di Ciwalk... terimakasih untuk penulis.
nama: deriz
email: delicious_deriz@*****.com
comments: comments on article: "Cihampelas Walk": keciwalk asyik banggettt! sejuk.
nama: shcofield
email: flash_point@*****.co.id
comments: comments on article: "Cihampelas Walk":
banyak bentukan bangunaan yang memiliki konsep berbeda antara yang satu dengan yang lain..........
sehingga konsep rancangan tidak nampak pada bangunan, dengan kata lain bangunan yang ada tidak saling menyatu.......
konsep nampak hanya pada segi landscape atau olah tata tapak pada CI-WALK ini....
ADIOSSSSS........
website ini: lebih banyakin foto foto dong
nama: VICO
email: nabot_9@*****.com
comments: comments on article: "Cihampelas Walk": ya....lumayan, gw bisa enjoy liatnya...
vico..Arc..
website ini: ok.
nama: yanto
email: sketsabali@*****.co.id
comments: comments on article: "Cihampelas Walk":
bagus ....mallnya tapi saya komentari ya ....
mall bangunan komersil, tapi ...kita harus mengedepankan nilai dan budaya daerah sendiri itu akan menjadi ciri khas kota tersebut...bangunan mall anda kayak dibali tepatnya di kuta .Dibali hampir hilang arsitektur balinya ...KEMBALIKAN BALIKKU...
kesimpulan :
arsitek merancang harus melihat budaya,jg menghilangkan cirikhas daerah tersebut.
nama: ima
email: jolie29ima@*****.com
comments: comments on article: "Cihampelas Walk":
blm prnah ksana sie....konsepnya mirip dengan istana kuta galeria yah...????
nama: irma_sugar
email: irma_sugar@*****.com
comments: comments on article: "Cihampelas Walk":
thats great!! i love it!
website ini: Great!
nama: whydee
email: Anwar_Iswahyudi@*****.com
comments: comments on article: "Cihampelas Walk":
selalu ada perubahan yang ditawarkan oleh pengembang maupun designer. dan ini salah satu yang terbaik dari segi penataan lingkungannya. saya tertarik adanya percampuran gaya baik timur dan barat menjadi satu dan menyebar. congratulation to c'walk... who next?
website ini: great!!
name: widatree@*****.com
komentar: salut juga dengan mas deni si client yang tidak hanya memikirkan pundi2nya tetap penuh tapi juga tetap melestarikan lingkungan, semoga anda tetap sukses dengan menyisikan investasi anda pada lingkungan, saya tunggu uang anda untuk lingkungan di jakarta, bravo
name: indriaty_evi@*****.com
komentar: comments on article 'Ziarah Arsitektur Urban Leisure: Cihampelas Walk (Ci-walk)':
selamat buat yg bikin ciwalk, ternyata ada juga yg mikirin antara konsumerisme dgn kebutuhan penghijauan lingkungan/paru2 kota. kl jalan2 diciwalk serasa bukan dikota bandung yg udah mulai padat,apalagi kl weekend. bisa nggak yach kl di jakarta juga dibikinin kayak gitu, ngiri juga kita yg warga jakarta nich....
name: hepy,www.hepy01@*****.com
komentar: hello, good afternoon,aku hepy, mau ngasih ucapan selamat buat cihampelas walk coz disana lumayan komplit and bergaya internasional dan anak muda banget, and btw juga kalau bisa toko-toko yang menjual tentang hal-hal yang berbau Jepangnya ditingkatkan lagi ya, and menu direstoran Jepangnya juga kalau bisa murahan dikit coz biar terjangkau ama sakunya para pelajar, ok selamat and semoga sukses terimakasih!
name: ciwalk
komentar: Ciwalk tidak mengalami titik jenuh seperti yg di beritakan oleh article oleh "Ade2130@****". Malah sebaliknya, ciwalk bisa diterima oleh semua pihak. Memang Ciwalk sedang mengembangkan perluasan di tahap ke II yang di design oleh DCM. Supaya ciwalk akan lebih asri dan lebih "Life style". Terima kasih
astudio:
Ciwalk, selamat dengan rencana pengembangan barunya, semoga lebih menginspirasi lebih banyak orang membuat fasilitas berwawasan lingkungan seperti cywalk.
name: h4ri3_81@*****.co.id
komentar: comments on article 'Ziarah Arsitektur Urban Leisure: Cihampelas Walk (Ci-walk)':
ciwalk,,lebih mengutamakan rest area,,bukan shopping center,,design yg di tonjolkan lebih ke anak muda,,,
name: tryjudho@*****.com
komentar: comments on article 'Ziarah Arsitektur Urban Leisure: Cihampelas Walk (Ci-walk)':area cihampelas yang berbatasan dengan jalan menghalangi tubuh Ciwalk apabila dibebaskan akan memberikan sifat lebih konfirmatif
name: ade2103@*****.com
komentar: comments on article 'Ziarah Arsitektur Urban Leisure: Cihampelas Walk (Ci-walk)':
mall ini mengalami persaingan yang ketat dalam 3 tahun saja. sekarang sudah mengalami titik jenuh, dan kabarnya akan dirombak ulang oleh DCM (Budiman H cs. bisnis lifestyle memang umurnya sangat2 pendek sekali.
name: sharis_amirul
komentar: ke ciwalk serasa wisata ke taman, bukan ke mall
jika mall memang kini bs di bilang menjadi sebuah kebutuhan masyarakat dari berbagai level kehidupan.. entah untuk refresing ataupun berbelanja.. tp rasanya pengalaman berarsitektur masyarakat bisa juga di edukasi dari mall2 yang kini sudah banyak di bangun..
BalasHapusbagaimana dengan mengangkat konsep tradisional kontemporer yang sekiranya masih memiliki nilai edukasi yang ingin disampaikan oleh arsitek kpd masyarakat ? :))