Rabu, 15 Oktober 2014

The New Indonesian House


astudioarchitect.com Dunia desain arsitektur di Indonesia sudah mengalami banyak perubahan dan pergerakan, seiring dengan modernisme dan makin terbukanya pengetahuan dan minat pengguna jasa arsitek. Perkembangan tersebut perlu dicermati dan diperhatikan pula karya-karyanya karena tidak dapat dipungkiri bahwa warna-warni dunia arsitektur di Indonesia makin banyak, tidak lagi didominasi oleh channel-channel tertentu. Buku ini mengulas banyak karya arsitek yang dianggap menjadi penanda perkembangan arsitektur di Indonesia melalui pergerakan dan pemikiran baru. Sebagian besar pemikiran baru yang memberi warna disebabkan oleh pergeseran paradigma yang melanda arsitek untuk memperkenalkan pengguna jasa kepada warna arsitektur yang lebih kontemporer.




Ditulis dengan gaya bahasa yang kontemporer dan cenderung mengambil sampling dari arsitek yang sudah dikenal secara luas di Indonesia, buku ini mengajak pembaca untuk melihat perkembangan arsitektur di Indonesia dengan memperkenalkan suatu sejarah singkat yang merupakan interpretasi terhadap dunia desain arsitektur di Indonesia. Pengenalan sejarah arsitektur di Indonesia dijelaskan dengan menyebutkan pembaharu-pembaharu yang menguji dirinya sendiri melalui kelas dan waktu yang berbeda. Sukarno dengan F. Silaban, kemudian ATAP dengan Soejoedi, Han Awal, dan tokoh lainnya. Pembahasan ini tidak terlalu berbeda dengan manifesto dalam buku Tegang Bentang 100 Tahun Perspektif Arsitektural di Indonesia, karena kemungkinan besar bersumber pada informasi yang sama.



Pendahuluan dilanjutkan dengan membahas AMI atau Arsitek Muda Indonesia yang merupakan gerakan yang awalnya merupakan forum pemikiran yang mengalami suksesi dengan makin diakuinya pemikiran-pemikiran baru tersebut. Gerakan di tempat lain dengan semangat yang kurang lebih sama seperti Forum Arsitek Medan (FAM), BOMBARS (Manado), Spirit Arsitek Muda Malang (SAMM), Desainer Muda Surabaya (DeMaya) juga turut mewarnai pemikiran kontemporer pasca AMI di berbagai tempat.

Buku ini juga memberikan pendahuluan tentang 'efek Bali' sebagai tujuan wisata yang memperkenalkan konsep 'leisure' sebagai nilai tambah desain yang ternyata diterjemahkan dengan cara yang berbeda-beda, termasuk sangat berbeda dari arsitektur tradisional dan vernakular. Belakangan terjadi pusaran balik yang memusat di beberapa tokoh pemikir dalam arsitektur untuk menggali ulang kelokalan masing-masing melalui berbagai metode, diantaranya yang marak adalah melalui materialisme dan vernakularisme. Ada optimisme bahwa karya-karya yang ditampilkan di media seperti buku semacam ini pada akhirnya akan lebih berwarna lagi dan tidak terpusat pada channel-channel tertentu saja.



______________________________
by

Arsitek Probo Hindarto
© Copyright 2014 astudio Indonesia.
All rights reserved.

SILAHKAN CHATTING DENGAN ASISTEN ROBOT:

Maaf asisten masih dalam tahap pengembangan. Jadi tidak semua pertanyaan bisa dijawab. (ini merupakan chatbot)