Minggu, 07 September 2008

Resto Tetaring Kayumanis, transparansi lewat barisan bambu

http://bopswave.googlepages.com/englishflag.jpg English Version
25 Agustus 2007
oleh: Ade Yudirianto
English version by Probo Hindarto



Restoran Tetaring Kayumanis Bali, ekspresi transparansi lewat deretan bambu. Restoran karya Budi Pradono ini menjadi tujuan wisata di bali. Banyak turis mengunjungi resto ini karena romantisme suasana yang ada didalamnya. Setidaknya ada dua material penting yang dipakai dalam restoran ini. Yakni; bambu dan tanah liat.

Restoran Tetaring Kayumanis merupakan salah satu bagian dari kompleks hotel di Kayumanis Bali. ada beberapa group arsitek yang merancang wilayah ini, Budi Pradono merupakan arsitek yang mendapat kapling yang difungsikan sebagai restoran. Pengalaman magang di Kengo Kuma Architect rupanya membekas bagi arsitek ini sehingga bagi yang mengikuti perkembangan arsitektur dunia bakal melihat adanya kemiripan antara restoran ini dengan bamboo house rancangan Kengo Kuma.

Resto ini memiliki 2 unsur penting sebagai eyecatch yakni bambu dan tanah liat/clay. bambu difungsikan sebagai fasad restoran. restoran ini sendiri berdiri diatas kolam air dengan ditopang struktur baja. Struktur utama bangunan yang menggunakan baja berkesan dingin sehingga keberadaan bambu menjadi elemen penghangat sekaligus penimbul suasana lokal. Sementara itu tanah liat digunakan pada ramp terowongan sebagai entrance menuju resto ini. Tanah liat yang menjadi acian/plester bangunan berkesan rapuh saat dipegang dan berasa dingin.

Bambu-bambu yang ada pada restoran ini memang bukanlah jenis bambu biasa. Ukuran dimensi nyaris seragam, lurus berwarna cerah karena mendapat perlakuan finishing khusus. Ada banyak cara untuk mengawetkan bambu seprti direndam secara tradisional atau diberi larutan kimia (borax). Kurang diketahui dengan metode apa bambu ini difinish sedemikian rupa sehingga menghasilkan kualitas tampilan seperti ini. Pada bagian fasad bambu dibelah menjadi separuh sehingga tipis lalu diapit dengan acrylic sebagai klip pengikat antar bambu. Pada bagian belakang deretan bambu tersebut terdapat kaca yang menjadi screen bangunan. pada tiap 1 meter kaca diberi siku kaca agar kaca dapat berdiri kokoh. hal ini dikarenakan kaca tersebut berdiri tanpa frame/frameless sehingga membutuhkan pengaku agar kokoh berdiri.

Secara umum bambu nampak menonjol dikarenakan menjadi selubung utama bangunan. Struktur utama dari baja dicat warna hitam gelap sehingga warna kuning keemasan dari bambu ini lebih terlihat ketimbang baja itu sendiri.

Copyright, teks dan gambar pada
Ade Yudirianto (sa98)
Dibya Kusyala

***

Catatan Probo Hindarto:
Bangunan komersial berupa restoran ini mendapatkan award internasional Cityscape awards. Budi Pradono terkenal dengan konsep arsitektur yang menarik, yaitu secondary skin (kulit kedua) dan eksplorasi material. Secondary skin yang dipopulerkannya (di Indonesia) merujuk pada 'baju' bangunan sebagaimana baju manusia yang dapat mengatasi beberapa problem iklim.

This restaurant building is a commercial building that received Cityscape international awards. Budi Pradono is well known with an interesting architecture concept, which is secondary skin and the material exploration. Secondary skin that was popularized (in Indonesia) by him refer to the use of building 'clothes' as well as human clothes that respond to several climate problems.

Secondary skin dapat terlihat pula dalam konsep bangunan ini yang menggunakan material bambu sebagai kulit kedua atau secondary skin bagi bangunan, dengan bambu diluar kaca. Bambu yang diatur sedemikian rupa dalam rumpun-rumpun rupanya cukup mampu menjadi penghalang sinar matahari kedalam bangunan. Barangkali seperti berada dibawah bayang-bayang pohon rindang, bangunan ini juga semacam itu.

Secondary skin can also be recognized in the concept of the building that use bamboo material as the secondary skin for this building, with bamboo outside glass. Bamboo is lined in groups to block the sunshine into the building. It might be similar with being under the shadow of a tree.

Bangunan dengan unsur bambu yang diangkat dalam artikel ini merupakan bangunan dengan sisi baru tradisi penggunaan bambu, sehingga keberadaan bambu ini dapat mengangkat citra bambu kedalam konteks modern. Tentunya perawatan dan maintenance yang baik dibutuhkan bagi penggunaan bambu semacam ini.

Building with bamboo mentioned in this article is one building with a new side continuing the tradition of bamboo use, that rises bamboo into modern context. There should be needed a good maintenance for this kind of bamboo use.

Sebagai salah satu material bangunan yang cukup banyak digunakan dalam tradisi vernakular rumah-rumah tinggal rakyat di Indonesia, material bambu masih banyak menyisakan berbagai inovasi yang dapat digali lebih lanjut. Karakter bambu yang lentur dan fleksibel sangat menjanjikan untuk konstruksi tahan gempa. Selain itu inovasi yang banyak tidak terpikirkan oleh arsitek adalah kemungkinan menggunakan bambu sebagai pengganti material besi baja untuk konstruksi beton bertulang, karena sifat bambu yang cukup kuat menahan gaya tarik, sama seperti logam baja. Inovasi-inovasi material bambu telah dikompetisikan di seluruh dunia, misalnya seperti dalam http://www.bamboocompetition.com/ dimana potensi bambu sesungguhnya terlihat dengan jelas.

***




________________________________________________
by Ade Yudirianto, Probo Hindarto
© Copyright 2008 astudio Indonesia. All rights reserved.

1 komentar:

  1. Komentar sebelumnya di www.astudio.id.or.id:

    nama: galih
    email: galihz
    comments: comments on article: "Resto Tetaring Kayu manis": saya sangat suka desainya.bnr2 sangat menarik,kalau boleh tau jns bambu ap aj yang biasa dipakai

    nama: imam nuryanto, S.T,. M.T
    email: imam@sahabatbambu.com
    comments: "Resto Tetaring Kayumanis": desain anda sangat hebat. kami dari sahabat bambu sangat tertarik. karena sama dengan misi kami yaitu mensosialisikan bambu sebagai bahan pengganti kayu. kami dari sahabat bambu sangat ingin bekerjasama untuk "membambukan Indoneisa". bila anda berminat silahkan hubungi kami lewat saya kami siap dengan bambu awet kami yang bisa tahun sampai 50 th. trimaksaih salam saya imam nuryanto

    nama: jo.cobain
    email: jo.cobain@*****.co.id
    comments: comments on article: "Resto Tetaring Kayumanis":
    Seperti halnya yg dilakukan oleh beberapa dosen prniliti di Jurusan Civil UGM, bambu kini diuapayakn menjadi bahan bangunan konvensional...
    dengan nama "bambu Leminasi", yg bisa digunakan sebagai struktur balok maupun lantai pada bangunan,....

    critics...please the view of image, to given the
    "image gloss" to near confrohantion of the article

    nama: juna
    email: jcg_atelier@*****.com
    comments: comments on article: "Resto Tetaring Kayumanis":
    saluut bgt buat mas budi pradono yg menggangkat material bambu yg tdnya tdk terpikirkan oleh org banyk u d gunakan ke matrial bambu...tp emang sebelumnya ada beberapa arsitek d dunia barat dan asia sdh ada yg menggalinya...sy pernah baca majalah futurarc...tp yg lebih byk menggalinya adalah sahabat dan anak bangsa kita sendiri yaitu budi pradono...dimana sy juga byk membaca majalah dan makalah budi yg menggangkat bambu sbg bahan bagunan alternatif yg telah d aplikasikan oleh budi...antara lain kantor d bintaro,d bogor dan bali kayumanis...sy jg pernah nanya d mana dan bgmnan cara pengawetannya beliau juga sdh pernah membahasnya d majalah laras cuma sy tdk tau edisi brp...tp kebayangan budi memesan bambu d daerah bambu apus...good lah u kayumanis yg berani menggangkat material bambu sbg secondary skin bangunannya...

    nama: Bernad Tsc
    email: Bernad_tsc@*****.com
    comments: comments on article: "Resto Tetaring Kayumanis":

    Briliant Design !
    website ini: Briliant Website

    name: nandaarief@*****.com
    komentar: comments on article 'Resto Tetaring Kayumanis, transparansi lewat barisan bambu / Tetaring Kayumanis Resto, transparency through lines of bamboo':

    wah terimakasih kepada pemilik website yang telah menyediakan sarana diskusi arsitektur di dunia cyber yang saya nilai di Indonesia jumlahnya sangat minim dan semoga berkembang menjadi lebih baik dan lebih luas komunitasnya

    untuk menanggapi artikel di atas, kebetulan bulan juli lalu, kami mahasiswa arsitektur Unika Soegijapranata, Semarang mengadakan KKL ke Bali yang salah satu obyeknya yaitu restoran Tetaring, pamerannya saja baru selesai seminggu yang lalu

    Bangunan tetaring ini, menurut saya memiliki desain yang unik, dan sering diangkat di majalah-majalah arsitektur
    tetapi kemarin waktu saya mengadakan wawancara memang tidak bertemu dengan arsiteknya Pak Budi Pradono, jadi data yang kami dapatpun tidak maksimal, tetapi yang jelas untuk bambu pada bangunan Tetaring memiliki kelemahan yaitu tingkat perawatannya yang harus dilakukan secara berkala dan agak ribet, khususnya yang digunakan pada interior bangunan.

    Saya mau tanya sedikit nich pak,
    jenis bambu apa yang biasanya digunakan untuk penerapan konsep secondary skin ini?

    Thnx a lot
    ^_^

    BalasHapus

Silahkan isi komentar Anda.
Sekarang, Anda juga bisa komentar melalui account facebook Anda (di boks komentar atas)

SILAHKAN CHATTING DENGAN ASISTEN ROBOT:

Maaf asisten masih dalam tahap pengembangan. Jadi tidak semua pertanyaan bisa dijawab. (ini merupakan chatbot)