astudioarchitect.com Bangunan untuk usaha memerlukan desain yang khusus agar tidak tampil 'sekedar', dimana terdapat bangunan-bangunan usaha tertentu yang memerlukan estetika lebih. Bisnis yang berkenaan dengan pelayanan kepada banyak orang lebih memerlukan desain yang memberi kesan bagi mereka yang menggunakan jasanya. Bangunan semacam gerai dan counter, restoran, kafe, dan sebagainya merupakan contoh bangunan yang perlu desain arsitektur dan interior yang mendetail dan menyeluruh.
Kebutuhan utama dari bangunan usaha baik dagang atau jasa biasanya adalah agar dapat menarik perhatian pengunjung atau pengguna layanan dan pembeli barang. Terdapat beberapa elemen bangunan yang dapat ditambahkan untuk memperkuat kesan dan penetrasi kepada pengguna jalan tanpa terlalu terlihat beriklan. Pandangan kearah bangunan menyajikan facade yang menarik serta membuat fungsi bangunan terlihat jelas. Jendela dan bukaan dapat memberikan kesan transparan yang memperlihatkan aktivitas didalam bangunan untuk memberi sedikit informasi visual tentang kegiatan didalam bangunan bagi pengguna jalan yang lewat.
Lebih banyak kaca atau dinding transparan akan memberikan lebih banyak informasi bagi pengguna jalan, hal ini dibutuhkan misalnya untuk gedung pelayanan, display dan gerai barang seperti baju, HP, mebel, dan sebagainya. Sedikit banyak informasi visual dari melihat melalui jendela atau pintu transparan atau terbuka ini penting untuk membuat pengguna jalan sedikit mengerti fungsi bangunan komersial.
Jangan ragu untuk membuat kanopi atau terasan, balkon, dan sebagainya untuk memperkuat kesan bangunan yang ramah. Bangunan komersial tidak harus selalu tampil sangat fungsional, namun ditambahkan dengan kesan yang nyaman dapat pula memberi kontribusi kesan yang ramah. Grafik dan desain arsitektur sebaiknya dikombinasikan pada saat proses desain bangunan dan jangan dianggap bahwa unsur grafik seperti nama perusahaan atau nama gedung atau nama restoran merupakan hal yang terpisah dari bangunan. Unsur grafik sebaiknya dibicarakan dengan arsitek dan interior designer agar desain arsitektur dan interior yang dibuat dapat selaras dengan grafik dan logo usaha.
Bagi tempat usaha yang sifatnya cenderung ke 'lifestyle' building seperti restoran, kafe, pusat pelayanan, dan sebagainya akan lebih baik bila bangunan berada di site atau lahan yang representatif, misalnya memiliki pandangan kearah lingkungan yang menarik, dengan pepohonan, taman dan sebagainya. Bila bangunan usaha tidak memiliki pandangan kearah alam, maka alam dapat dihadirkan melalui penataan taman dan pembuatan kolam-kolam yang estetik.
Bangunan yang 'lifestyle' building tersebut juga dapat memanfaatkan ruang transisi dalam dan luar ruangan seperti teras dan selasar yang dapat digunakan beraktivitas juga, misalnya kafe yang 'meluber' kearah jalan, dengan harapan dapat menjadi ruang luar yang nyaman juga. Tentunya desain seperti ini harus dibarengi dengan penataan dan 'shading device' yang baik. Kanopi, atap terbuka, membran layar, kisi-kisi, dan sebagainya dapat ditambahkan untuk memberi perlindungan dari panas matahari.
Bangunan komersial tidak harus tampil dingin, namun juga memberikan kontribusi kepada lingkungannya dengan menjadi elemen visual yang membentuk kesan keseluruhan jalan. Jangan berhenti dengan membuat bangunan komersial yang fungsional saja, namun tambahkan dengan memberikan visual yang menarik, setidaknya agar bangunan komersial dapat terlihat menarik dan 'menggoda', merupakan awal yang baik untuk memberi kesan manis kepada pengguna jalan. Sedapat mungkin hindari bangunan komersial yang penuh dengan iklan, karena iklan dapat mengganggu visual kota.
Jangan ragu untuk membuat kanopi atau terasan, balkon, dan sebagainya untuk memperkuat kesan bangunan yang ramah. Bangunan komersial tidak harus selalu tampil sangat fungsional, namun ditambahkan dengan kesan yang nyaman dapat pula memberi kontribusi kesan yang ramah. Grafik dan desain arsitektur sebaiknya dikombinasikan pada saat proses desain bangunan dan jangan dianggap bahwa unsur grafik seperti nama perusahaan atau nama gedung atau nama restoran merupakan hal yang terpisah dari bangunan. Unsur grafik sebaiknya dibicarakan dengan arsitek dan interior designer agar desain arsitektur dan interior yang dibuat dapat selaras dengan grafik dan logo usaha.
Bagi tempat usaha yang sifatnya cenderung ke 'lifestyle' building seperti restoran, kafe, pusat pelayanan, dan sebagainya akan lebih baik bila bangunan berada di site atau lahan yang representatif, misalnya memiliki pandangan kearah lingkungan yang menarik, dengan pepohonan, taman dan sebagainya. Bila bangunan usaha tidak memiliki pandangan kearah alam, maka alam dapat dihadirkan melalui penataan taman dan pembuatan kolam-kolam yang estetik.
Bangunan yang 'lifestyle' building tersebut juga dapat memanfaatkan ruang transisi dalam dan luar ruangan seperti teras dan selasar yang dapat digunakan beraktivitas juga, misalnya kafe yang 'meluber' kearah jalan, dengan harapan dapat menjadi ruang luar yang nyaman juga. Tentunya desain seperti ini harus dibarengi dengan penataan dan 'shading device' yang baik. Kanopi, atap terbuka, membran layar, kisi-kisi, dan sebagainya dapat ditambahkan untuk memberi perlindungan dari panas matahari.
Bangunan komersial tidak harus tampil dingin, namun juga memberikan kontribusi kepada lingkungannya dengan menjadi elemen visual yang membentuk kesan keseluruhan jalan. Jangan berhenti dengan membuat bangunan komersial yang fungsional saja, namun tambahkan dengan memberikan visual yang menarik, setidaknya agar bangunan komersial dapat terlihat menarik dan 'menggoda', merupakan awal yang baik untuk memberi kesan manis kepada pengguna jalan. Sedapat mungkin hindari bangunan komersial yang penuh dengan iklan, karena iklan dapat mengganggu visual kota.
______________________________
by Probo Hindarto
© Copyright 2012 astudio Indonesia.
All rights reserved.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan isi komentar Anda.
Sekarang, Anda juga bisa komentar melalui account facebook Anda (di boks komentar atas)