astudioarchitect.com Apabila Anda pernah menikmati rumah villa atau resort, seringkali rumah tersebut kita rasakan berbeda dari rumah biasanya, mengingat rumah semacam itu dibuat khusus untuk tujuan rekreasi. Rumah villa atau resort memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dari rumah kebanyakan yang dibangun untuk hidup sehari-hari. Perbedaan utama menyangkut tentang penataan ruang, banyaknya ruang dan pemandangan ke sekitar rumah. Bagaimana karakteristik tersebut? Mari kita coba untuk gali lebih dalam.
Rumah villa atau resort biasanya dibuat di daerah pegunungan atau pantai, atau suatu daerah yang pemandangannya bagus, karena tujuan utama adalah agar penikmat rumah itu merasakan hubungan yang nikmat dengan alam. Merasakan alam yang nikmat memang sesuatu yang semakin mahal dewasa ini. Bagi yang tinggal dikota besar, kita selalu dikelilingi oleh pemandangan kota yang kurang teratur, ramai, berisik, banyak kendaraan, dan tidak ada suatu tempat khusus untuk menikmati alam dengan benar-benar nikmat.
Apabila kita perhatikan, alam dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi kehidupan kita. Saat kita lelah, dengan pulang kerumah kita bisa merasa relaks dan tenang. Klien kami yang memiliki kolam ikan yang kami desain terintegrasi dengan rumahnya, biasanya mengaku lebih tenang dengan suara gemericik air yang terus menerus. Kadang-kadang area untuk taman dalam yang sempit dengan sengaja dibangun dengan nuansa alami memanfaatkan batu alam dan unsur air.
Problem yang sering terjadi terutama adalah karena minimnya lahan. Memiliki taman rumah di perkotaan saat ini memang benar-benar merupakan kemewahan. Rumah saya yang mungil juga tetap saya pertahankan adanya taman 3x3m dibelakang rumah, dengan demikian tetap ada suasana yang jernih dan menenangkan dibelakang rumah, sekedar ketika kami sedang makan atau butuh memandang kehijauan sedikit.
Pada desain denah berikut saya coba contohkan juga salah satu desain rumah yang kami kerjakan dimana kami memberikan porsi taman dengan memaksimalkan view kearah taman tersebut.
Problem yang sering terjadi terutama adalah karena minimnya lahan. Memiliki taman rumah di perkotaan saat ini memang benar-benar merupakan kemewahan. Rumah saya yang mungil juga tetap saya pertahankan adanya taman 3x3m dibelakang rumah, dengan demikian tetap ada suasana yang jernih dan menenangkan dibelakang rumah, sekedar ketika kami sedang makan atau butuh memandang kehijauan sedikit.
Pada desain denah berikut saya coba contohkan juga salah satu desain rumah yang kami kerjakan dimana kami memberikan porsi taman dengan memaksimalkan view kearah taman tersebut.
Tentu saja tidak hanya berakhir di denah, pada desain secara real nantinya perlu dipikirkan bagaimana suasana yang dikehendaki tersebut bisa terwujud. Kita tidak bisa mendesain sebatas 2 dimensi diatas kertas saja. Pengalaman kami selama ini desain denah diatas kertas saja masih menumbuhkan banyak problem, perubahan maupun hal lainnya yang belum terlihat melalui denah. Pendeknya bila kita hendak membuat suatu desain denah yang bagus maka denah saja tidak cukup. Desain interior harus disediakan juga. Luar yang baik akan ditunjang oleh dalam yang baik.
Dalam contoh ini ruang-ruang mengelilingi taman tengah, dimana taman tengah ini harus difungsikan sebagai taman, dan bukan ruang sisa saja dimana kita bisa, misalnya mengumpulkan barang bekas atau barang sisa ditaman tersebut. Fungsi taman bisa rusak bila difungsikan sebagai tempat menyimpan barang bekas, jemuran, dan sebagainya. Kebudayaan orang Jepang bisa kita contoh untuk hal ini, dimana bagi orang Jepang tradisional, taman adalah puncak dari sebuah rumah, suatu hubungan dengan alam yang lestari dan berkelanjutan. Taman diletakkan sebagai area paling menarik, dan ditata, dibersihkan, dirawat dengan baik.
Contoh lain adalah seperti dibawah ini:
Dalam contoh ini ruang-ruang mengelilingi taman tengah, dimana taman tengah ini harus difungsikan sebagai taman, dan bukan ruang sisa saja dimana kita bisa, misalnya mengumpulkan barang bekas atau barang sisa ditaman tersebut. Fungsi taman bisa rusak bila difungsikan sebagai tempat menyimpan barang bekas, jemuran, dan sebagainya. Kebudayaan orang Jepang bisa kita contoh untuk hal ini, dimana bagi orang Jepang tradisional, taman adalah puncak dari sebuah rumah, suatu hubungan dengan alam yang lestari dan berkelanjutan. Taman diletakkan sebagai area paling menarik, dan ditata, dibersihkan, dirawat dengan baik.
Contoh lain adalah seperti dibawah ini:
Contoh ini desain denah dari Modernspace yang dimuat di buku karya Imelda Akmal. Desain denah seperti diatas juga lazim untuk mengantisipasi adanya ruang yang gelap. Seperti diketahui kita banyak mendapati ruang-ruang yang tidak didesain atau dipikirkan dengan matang bisa berakhir dengan kesan ruang yang buruk seperti gelap dan terlalu sempit atau terlalu luas. Denah seperti disamping memiliki dua 'sayap' dengan void tangga dan void taman. Keduanya akan memberikan penghawaan dan cahaya alami yang maksimal dalam rumah.
Void kecil memanjang itu, bisa menimbulkan ruang yang seperti pada gambar disamping, masih sebuah contoh dalam buku karya Imelda, dari karya Sontang Siregar. Tampaknya taman kecil ini terlihat sepele dan seringkali dieliminasi oleh pemilik yang berkonsultasi dengan arsitek. Sepele namun banyak gunanya, mirip cabe rawit :)
Disamping denah (saja), aspek lain masih banyak yang bisa kita bahas dalam kesempatan artikel selanjutnya. Memang untuk benar-benar menerapkan denah villa di perkotaan, ada syaratnya yaitu lahan yang mencukupi dan bila ditunjang dengan pemandangan yang indah pasti juga akan memberi nilai tambah. Tetaplah dengan ide-ide yang segar saat mendesain rumah bersama arsitek. Jangan terpaku oleh pendapat lama dan pendapat yang kita belum mengetahui benar tidaknya. Galilah banyak referensi sebelum Anda berkonsultasi dengan arsitek, dan pilihlah arsitek yang mumpuni serta memiliki cukup pengalaman.
______________________________
by Probo Hindarto
© Copyright 2012 astudio Indonesia.
All rights reserved.