10 Feb 2007 - Sebuah perkenalan yang tidak disengaja dengan pemilik rumah ini. Beliau dengan hangat menyambut kami dengan berbagi pandangannya, bahwa sebuah rumah itu tidak harus mewah, tapi yang terpenting adalah nyaman dan enak ditinggali. Sebuah rumah bisa jadi dibangun dengan dana luar biasa, pilar-pilar menjulang tinggi dan terkesan 'wah'. Namun apakah nyaman untuk ditinggali? Sebuah rumah yang indah menurut definisi beliau adalah rumah yang serasi dengan lingkungannya, dalam arti bisa menanggapi iklim dengan baik, bisa menjadikan tamu yang datang merasa betah dan 'homy'. Dari pandangan ini, ibu yang telah menulis banyak buku filsafat dan lulusan arsitektur Universitas Trisakti ini mendesain sendiri rumah tersebut.
Karena itu, rumah ini pun menjadi sangat 'humble' (membumi), tidak terkesan bermewah-mewah, namun serasa ada perasaan 'dingin' ketika memasukinya. Benar-benar suatu kenyamanan, misalnya, ketika berada di ruang keluarga dengan tinggi plafon sekitar 2,5 m, namun ternyata sangat sejuk, bahkan atap rumah ini pun terbuat dari genteng asbes. Mengapa bahan alami sangat penting? Menurut beliau, bahan alami tersebut dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan iklim tropis basah dengan baik. Misalnya, bambu dan kayu tidak terlihat cepat kotor seperti tembok biasa, atau bahan metal, misalnya. Bahkan bahan alami dapat menyamarkan kekusamannya sendiri dari debu dan hujan, serta dari kebocoran air pada bangunan. Hubungan dengan alam seperti aliran udara terus menerus akan menjadikan ruangan sejuk secara alami.
Tempat display gift shop yang indah. Terlihat sentuhan material alami yang unik, dengan komposisi warna yang menarik.
Bagian depan rumah yang berfungsi sebagai gift shop dan warnet. Tetap terdapat pohon rindang yang dipertahankan untuk menambah keasrian.
Pintu depan menuju ruang tamu, tampak 'cantik' dalam bahasa beliau. Yang besar belum tentu cantik, yang kecil bisa juga cantik.
Salah satu area rumah menuju garasi.
Salah satu pandangan dari gift shop kearah luar
Ruang keluarga yang sejuk dan dingin, open air di jendela bagian atas, sehingga aliran udara bisa bebas. Tinggi plafon hanya 2,5 meter, namun aliran udara lancar dan pintu taman bisa dibuka lebar. Inilah contoh hubungan dengan ruang luar yang sangat baik. Meskipun berdimensi kecil, ruangan tetap terasa sejuk dan rindang, berkat taman kecil yang diolah dengan baik dan keterbukaan yang ada. Bahkan plafon ruangan ini tidak dibuat dari asbes, tripleks ataupun gypsum, melainkan dari anyaman kulit bambu, sehingga sangat alami.
Jendela dengan penahan panas dari lidi untuk jendela di ruangan warnet
Ruangan warnet dengan partisi bergaya Jepang. Sangat artistik dan membuat pengunjung betah.
________________________________________________
by Probo Hindarto
© Copyright 2008 astudio Indonesia. All rights reserved.
Komentar sebelumnya di www.astudio.id.or.id:
BalasHapusname: lusi_luw_chi@*****.com
komentar: cukup menarik pembahasan ttg rumah usaha. cukup sederhana jg memang desain rumah usaha yg ditampilkan dan diulas disini,tapi menarik. di jakarta saat ini banyak sebenarnya rumah yg double fungsi, bukan cuma u/ istirahat saja, tapi dijadikan lahan usaha. tapi sayangnya rumah mereka yang sudah cukup bagus seringkali malah tampak jadi tidak menarik saat dibuat lahan usaha yang menyatu dengan bangunan rumah mereka. kenapa? sebenarnya simpel, banyak yng malas mempercantik hunian sendiri, apalagi yg dijadiin tpt usaha. alasannya ga jauh2 dari masalah budget. emang sih biaya bahan bangunan cukup mahal, tapi kalo saja mau mengocek uang lbh banyak u/ mempercantik rumah usaha kita kan justru bisa mendatangkan banyak keuntungan juga. apalagi masyarakat kita terkenal konsumerisme, ga bisa liat yang aneh2 atau unik2 dikit bawaannya mau coba aja, ya kan,,? cuma sepertinya penyadaran ke masyarakat tentang hal ini cukup sulit, ya maklumlah kan ga semua orang memiliki kondisi ekonomi yang baik u/ bisa memperindah rumah usaha mereka. tapi saran saya, sebaiknya artikel2 yang menginspirasikan masyarakat perlu diperbanyak, biar nambah juga wawasannya kita, terutama tentang desain.
name: taufiq_jj@*****.co.id
komentar: comments on article 'Rumah usaha yang aktif':
sangat menarik,mungkin perlu permainan warna pada bagian2 tertentu agar terlihat lebih jreng...
name: unimut_love@*****.co.id
komentar: comments on article 'Rumah usaha yang aktif':apakah yang menjadi prinsip dalam perancangan rumah usaha?
astudio:
Kiat perancangan rumah usaha;
- Sesuaikan dengan kebutuhan ruang usaha Anda, misalnya dengan membuat daftar kegiatan apa saja yang akan dilakukan di dalam ruang usaha.
- Buat desain yang dapat mendukung kegiatan tersebut, misalnya dimana meletakkan meja kasir agar memudahkan monitoring, serta memudahkan pengunjung. Bila memungkinkan, buat desain yang bisa mewadahi 'alur' pengguna dalam ruang usaha tersebut, misalnya pembeli melihat barang (yang disebelah mana dulu dan jenis apa), pembeli dapat mengalami alur tersebut dengan baik (misalnya; tidak bersinggungan atau terganggu oleh pembeli atau pemakai jasa lainnya), pembeli dapat dengan nyaman melakukan pembayaran.
- sesuaikan dengan peraturan Pemerintah Daerah setempat, yaitu ruang usaha skala apa yang diijinkan untuk dibangun/dibuat pada area tersebut? Ada zoning atau pembagian ruang untuk kota, jenis bangunan untuk usaha tertentu (misalnya pabrik) harus didirikan pada area lahan yang ditentukan. Jangan lupa mengurus IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) bila akan menambah atau membuat bangunan baru.
name: royan_sinaga@*****.com
komentar: partisi warnet gaya jepang nya bagoos, bleh liat gambar desain interior warnet yg lainnya ga ^_^ [buat cari inspirasi soalnya tar mao buka warnet kecil2 an]
astudio:
Ya pak Royan, mungkin nanti bila suatu saat menemukan warnet lain dengan ide yang unik, akan kami ulas.